FADHILAT AL-QURAN

 Keistimewaan Ahli dan Hafal Al-Qur’an



68- “مَثَـلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَـلُ اْلأُتْرُجَّةِ رِيْحُـهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ, وَمَثَلُ 
الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لاَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لاَرِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ, وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَنَةِ رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ, وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ لاَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيْحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ” رواه البخاري ومسلم عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه

68- “Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Qur’an itu seperti buah jeruk, rasanya segar baunya sedap. Dan perumpamaan orang mu’min yang tidak pernah membaca Al-Qur’an itu seperti
buah korma tidak berbau rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al-Qur’an itu seperti bunga (Roihanah) baunya wangi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al-Qur’an itu seperti buah handzolah tidak berbau rasanya pahit”.
Keterangan ;
Hadits ini menerangkan tentang utamanya seorang pembaca Al-Qur’an juga mendorong untuk bersungguh-sungguh dalam membaca Al-Qur’an.

69- “إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ” رواه البـخاري عن عثـمان بن عفان رضي الله عنه

69- “Sesungguhnya sebaik-baik kamu semua adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mengajarkan Al-Qur’an”.

Keterangan ;
Hadits ini mendorong untuk mempelajari Al-Qur’an baik belajar dalam segi bacaan atau ma’na yang terkandung di dalam ayat-ayat Al-Qur’an dengan tujuan akan mengamalkannya. Setelah berhasil dalam belajaranya kemudian mengajarkannya, sebab ilmu yang bermanfaat khususnya mengajarkan Al-Qur’an itu akan menjadi amal jariyah seperti disebutkan dalam hadits.

70- “إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ قِرَاءَةً مَنْ إِذَا قَرَأَ الْقُرْآنَ يَتَحَزَّنُ بِهِ” رواه الطبراني عن ابن عباس رضي الله عنهما

70- “Seungguhnya sebaik-baikk manusia yaitu bacaannya adalah seorang ketika membaca Al-Qur’an dengan suara yang menyentuh hati dan haru atau sedih.”


71- “إِذَاخَتَمَ الْعَبْدُ الْقُرْآنَ صَلَّى عَلَيْهِ عِنْدَ خَتْمِهِ سِتُّوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ” رواه الديلمي عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده رضي الله 
عنهم

71- “Tatkala seorang hamba menghatamkan Al-Qur’an maka para Malaikat sejumlah enam puluh ribu memintakan ampun untuknya pada saat khataman”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan :
(1) Menganjurkan untuk membaca Al-Qur’an hingga khatam mulai awal surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas.
(2) Menerangkan betapa mulianya seorang yang membaca Al-Qur’an sampai khotam, sehingga para Malaikat ikut menghormati dengan memohonkan ampun untuknya.

72- “أَعْبُدُ النَّاسِ أَكْثَرُهُمْ تِلاَوَةً لِلْقُرْآنِ” رواه الديلمي عن أبي هـريرة رضي الله عنه

72- “Golongan orang yang lebih banyak ibadahnya adalah orang yang banyak membaca Al-Qur’an”.

Keterangan ;
Hadits ini menjelaskan keutamaan orang yang rajin selalu membaca Al-Qur’an. Dengan demikian makanya sahabat ‘Abdulloh bin Mas’ud RA sedidkit dalam melaksanakan puasa sunat karena khawatir jika puasanya bisa menguranginya dalam beribadah membaca Al-Qur’an.

73- “إِنَّ ِللهِ أَهْلِيْنَ مِنَ النَّاسِ قَالُوْا مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ قَالَ أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللهِ وَخَآصَّتُهُ” رواه النسائي وابن ماجه والحاكم عن أنس رضي الله عنه

73- “Sesungguhnya Alloh mempunyai kekasih dari manusia. Para sahabat lalu bertanya; Siapakah mereka itu wahai Rosululloh ? Rosululloh menjawab; Dia adalah ahli Al-Qur’an, mereka itu menjadi kekasih serta pilihan Alloh”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan bahwa Alloh memuliakan seorang yang hafal Al-Qur’an serta bisa mengamalkan dan memenuhi isi-isi Al-Qur’an sahingga bisa menjadi kekasih Alloh ta’ala.

74- “ثَلاَثَةٌ عَلَى كُثْبَانِ الْمِسْكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَيَهُوْلُهُمُ الْفَزَعُ وَلاَيَفْزَعُوْنَ حِيْنَ يَفْزَعُ النَّاسُ, رَجُلٌُ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ فَقَامَ بِهِ يَطْلُبُ وَجْهَ اللهِ وَمَا عِنْدَهُ, وَرَجُلٌ نَادَى فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَمْسَ صَلَوَاتٍ يَطْلُبُ وَجْهَ اللهِ وَمَا عِنْدَهُ, وَمَمْلُوْكٌ لَمْ يَمْنَعْهُ رِقُّ الدُّنْيَا مِنْ طَاعَةِ رَبِّهِ” رواه الطبراني عن ابن عمر رضي الله عنهما

74- “Ada tiga golongan besuk pada hari kiamat mereka menempati sebuah bukit dari misik, mereka tidak dirundung ketakutan serta tidak takut tatkala para manusia merasa takut ; (1) Orang yang belajar Al-Qur`an kemudian bisa menjalankan dan memenuhi isi-isi dari Al-Qur`an dengan ikhlas serta mengharapkan pahala di sisi Alloh. (2) Dan orang melakukan adzan tiap-tiap sehari semalam pada saat salat lima waktu dengan ikhlas serta mengharap pahala di sisi Alloh. (3) Dan seorang hamba yang tidak terhalang oleh dirinya sebagai hamba (melayani tuannya) dari berbakti dan taat kepada Alloh”.

75- “خُذُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ وَأُبَيٍّ ابْنِ كَعْبٍ وَمُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ وَسَالِمٍ مَوْلَى أَبِيْ حُذَيْفَةَ” رواه الترمذي والحاكم عن ابن عمرو بن العاص رضي الله عنهما

75- “Ambillah kalian (bergurulah) Al-Qur’an kepada empat orang : Ibnu Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal, dan Salim budak Abi Hudzaifah”

Keterangan ;
Hadits ini menjelaskan cara membaca Al-Qur’an, yaitu harus berguru kepada seorang guru yang mempunyai sanad guru hingga naik ke atas bersambung kepada salah satu sahabat empat yaitu ‘Abdulloh bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal, serta Salim. Sebab membaca Al-Qur’an hanya dengan berdasar kitab tajwaid itu belum mencukupi, sebab kitab tajwaid sifatnya hanya sebagai pengantar saja. Sedangkan Rosululloh menunjuk sahabat empat ini mungkin karena ilmu qirohnya melebihi para sahabat yang lain serta belajarnya Al-Qur’an dari Rosululloh secara langsung tanpa ada perantara. Sedangkan aku (KH Muhammad bin Sulaiman yang menyusun kitab ini red) telah belajar membaca Al-Qur’an naiknya bersambung kepada sahabat ‘Abdulloh bin Mas’ud lan Ubay bin Ka’ab.

76- “مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَ بَيْنَهُـمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ” رواه أبو داود عن أبي هريرة رضي الله عنه

76- “Suatu kaum tidak berkumpul di dalam satu masjid dari masjid-masjidnya Alloh untuk membaca kitab Alloh (Al-Qur’an) dan belajar bersama diantara mereka kecuali akan diturunkan atas mereka berupa sakinah (ketenteraman) dan mereka akan dilindungi rahmat Alloh, dan mereka akan dikelilingi oleh para Malaikat serta akan disebut-sebut oleh Alloh dikalangan para Malaikat”.

Keterangan ;
Hadits ini mengajurkan atau mendorong untuk membaca Al-Qur’an bersama-sama atau bertadarusan di dalam masjid.

77- “مَنْ خَتَمَ الْقُرْآنَ أَوَّلَ النَّهَارِ صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى يُمْسِيَ وَمَنْ خَتَمَهُ آخِرَ النَّهَارِ صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى يُصْبِحَ” رواه أبو نعيم عن سعيد بن أبي وقاص رضي الله عنه

77- “Barang siapa yang khatam Al-Qur’an diawal siang hari, maka dmintakan ampunan oleh para Malaikat hingga sore hari, dan barang siapa khatam Al-Qur’an pada sore hari maka dimintakan ampunan oleh para Malaikat hingga pagi hari”.


78- “مَنْ أَمَّ قَوْمًا وَفِيْهِمْ مَنْ هُوَ أَقْرَأُ مِنْهُ لِكِتَابِ اللهِ وَأَعْلَمُ لَمْ يَزَلْ فِيْ

سِفَالٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ” رواه العُقَيْلُ عن ابن عمر رضي الله عنهما

78- “Barang siapa mengimami suatu kaum, dan di dalam kaum terdapat orang yang lebih baik bacaannya kitab Alloh (Al-Qur’an) dari pada dia, serta lebih alim dan lebih tahu, maka orang yang mengimami tersebut akan selalu menurun derajatnya atau pahalanya hingga besuk hari kiamat”.

Keterangan ;
Hadits ini menjelaskan betapa mulianya seorang yang bagus bacaannya Al-Qur’an, sehingga apabila mereka melakukan salat jama’ah maka disunatkan yang menjadi imam adalah orang yang lebih bagus bacaannya Al-Qur’an serta lebih tahu permasalahan-permasalahan hukum salat.

79- “اَلْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِيْ يَقْرَؤُهُ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ” رواه البخاري ومسلم وأبو داود وابن ماجه والنسائي عن عائشة رضي الله عنها

79- “Seorang yang mahir dan pandai membaca Al-Qur’an itu bersama-sama para Malaikat yang mulia-mulia. Dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tidak lancar (grothal-grathul: jawa) serta merasa berat maka dia memperoleh dua pahala”.

Keterangan ;
Hadits ini menjelaskan :
(1) Keutamaan orang yang pandai dan mahir membaca Al-Qur’an sehingga para Malaikat yang mencatat amalnya para manusia mau menemani orang tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.
(2) Memberi kabar gembira kepada orang yang membaca Al-Qur’an dengan susah payah atau tidak lancar dengan diberinya pahala karena murahnya Alloh ta’ala.

80- “مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ يُحِلُّ حَلاَلَهُ وَيُحَرِّمُ حَرَامَهُ حَرَّمَ اللهُ لَحْمَهُ وَدَمَهُ عَلَى النَّارِ وَجَعَلَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كَانَ الْقُرْآنُ حُجَّةً لَهُ” روا الطبراني عن أنس رضي الله عنه

80- “Barang siapa membaca Al-Qur’an serta memenuhi dengan menjalankan Al-Qur’an pada waktu malam hari dan siang hari, menghalalkan apa yang di halalkan Al-Qur’an dan mengharamkan apa yang diharamkan Al-Qur’an,maka Alloh mengharamkan dagingnya dan darahnya atas neraka (masuk neraka) dan Alloh menjadikan serta menggolongkannya beserta para Malaikat yang mulia, sehingga besuk pada hari kiamat Al-Qur’an akan menjadi hujjah (bukti) untuk membantunya”.

Keterangan ;
Hadits ini memberi kabar gembira bagi orang yang membaca Al-Qur’an dengan memenuhi menjalankan isi-isi Al-Qur’an. Orang yang demikian ini Alloh mengharamkannya masuk naraka, para Malaikat bersedia menemaninya sehingga besuk pada hari kiamat Al-Qur’an akan menjadi (hujjah) bukti yang akan membantunya.

81- “مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَاسْتَظْهَرَهُ فَأَحَلَّ حَلاَلَهُ وَحَرَّمَ حَرَامَهُ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ وَشَفَّعَهُ فِيْ عَشْرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ قَدْ وَجَبَتْ لَهُمُ النَّارُ” رواه الترمذي وابن ماجه وأحمد عن علي رضي الله عنه
81- “Barang siapa membaca Al-Qur’an hingga hafal kemudian memenuhi mana yang dihalalkan oleh Al-Qur’an dan mencegah mana yang diharamkan oleh Al-Qur’an maka Alloh akan memasukkannya disorga serta memberinya idzin untuk mensyafa’ati sepuluh orang dari keluarganya yang sudah diwajibkan (ditetapkan) masuk neraka”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan bahwa Alloh memuliakan seorang yang hafal Al-Qur’an serta bisa mengamalkan isi-isi Al-Qur’an dengan diberi anugerah yang berupa dimasukkannya ke sorga dan diberi idzin untuk mensyafa’ati (menolong) sepuluh orang dari keluarganya yang sudah ditetapkan masuk neraka.

82- “مَا مِنْ رَجُلٍ يُعَلِمُ وَلَدَهُ الْقُرْآنَ إِلاَّ تُوِّجَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِتَاجٍ فِي الْجَنَّةِ” رواه الطبراني عن أبي هريرة رضي الله عنه
 
82- “Tidak ada seorang laki-laki yang mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya kecuali akan diberi mahkota besuk pada hari kiamat dengan mahkota di sorga”.

Keterangan ;
Hadits ini mendorong para orang tua khususnya para bapak agar supaya mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya dengan diberi kabar gembira akan diberi mahkota di sorga, serta supaya bisa memperoleh pahalanya amal jariyah.

83- “مَنْ تَعَلَّمَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ اسْتَقْبَلَتْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَضْحَكُ فِيْ وَجْهِهِ” رواه الطبراني عن أبي أمامة رضي الله عنه

83- Barang siapa belajar satu ayat dari kitabnya Alloh (Al-Qur’an) maka ayat tersebut akan menyambutnya besuk pada hari kiamat dengan senyuman di wajahnya”.

Keterangan ;
Hadits ini mendorong untuk belajar Al-Qur’an, baik belajar dari segi bacaannya atau belajar dari segi arti dan ma’na dengan tujuan agar supaya bisa menarik kendali iman serta bertambah taatnya kepada Alloh. Hadits ini juga memberi tahukan kepada seorang yang mempelajari Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an besuk pada hari kiamat akan menyambutnya dengan perasaan gembira dan lega.

84- “مَنْ تَعَلَّمَ كِتَابَ اللهِ ثُمَّ اتَّبَعَ مَا فِيْهِ هَدَاهُ اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلاَلَةِ وَوَقَاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سُوْءَ الْحِسَابِ” رواه الطبراني عن ابن عباس رضي الله عنهما

84- “Barang siapa mempelajari kitab Alloh (Al-Qur’an) kemudian mengikuti isi Al-Qur’an maka Alloh memberikan petunjuk dari jalan sesat serta menjaganya besuk pada hari kiamat dari jelek dan beratnya hisab (pemeriksaan amal dihadapan Alloh ta’ala)”.

85- “لاَحَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ, وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ” رواه البخاري ومسلم عن ابن عمر رضي الله عنهما

85- “Tidak pantas mempunyai keinginan kecuali menginginkan dua perkara : (1) Orang yang sudah diberi oleh Alloh bisa membaca Al-Qur’an kemudian bisa memenuhi menjalankan isi-isnya pada waktu malam hari dan siang hari. (2) Dan orang yang diberi oleh Alloh berupa harta benda kemudian membelanjakannya (menginfaqkannya) pada waktu malam hari dan siang hari”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan dua perkara yang sangat penting dan pantas untuk diinginkan serta ditirukan :
(1) Orang yang membaca Al-Qur’an dengan baik serta bisa menjalankan isi-isi Al-Qur’an, sehingga tingkah lakunya selalu mencocoki dan sesuai dengan tatanan Al-Qur’an.
(2) Orang yang sudah diberi harta benda kemudian bisa membelanjakannya pada jalan yang diridloi oleh Alloh ta’ala.

86- “أَشْرَافُ أُمَّتِيْ حَمَلَةُ الْقُرْآنِ وَأَصْحَابُ اللَّيْلِ” رواه الطبراني عن ابن عباس رضي الله عنهما

86- “Golongan yang paling mulia dari umatku adalah orang yang hafal Al-Qur’an dan orang yang menghidupkan waktu malam harinya”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan betapa mulianya satu golongan dari umat Rosululloh SAW
(1) Orang-orang yang hafal Al-Qur’an serta bisa menjalankan isi-isi Al-Qur’an.
(2) Orang-orang yang berusaha menghidupkan waktu malam harinya dengan melakukan salat malam atau berdzikir.

87- “أَغْنَى النَّاسِ حَمَلَةُ الْقُرْآنِ مَنْ جَعَلَهُ اللهُ تَعَالَى فِيْ جَوْفِهِ” رواه ابن عساكر عن أبي ذرّ رضي الله عنه

87- “Lebih kaya-kayanya manusia adalah orang yang hafal Al-Qur’an, yaitu orang yang oleh alloh telah diletakkannya Al-Qur’an di dalam perutnya (jantungnya)”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan; sesunggunya seorang yang hafal Al-Qur’an serta bagus bacaannya dan mengerti ma’nanya kemudian menjalankan isinya adalah orang yang dinamakan kaya secara hakikatnya. Sebab yang dinamakan kaya bukan orang yang banyak hartanya, akan tetapi yang dinamakan kaya adalah orang yang hatinya merasa tidak membutuhkan dari milik orang lain serta tidak mengharapkan pemberian orang lain. Hatinya menerima apa yang telah diberikan oleh Alloh kepadanya, dirinya merasa lega, puas dan ridlo. Demikian ini sebab orang yang membaca Al-Qur’an serta mengetahui ma’na ayat yang dibacanya menyebutkan bahwa betapa luas dan maha pemurahnya Alloh. Alloh sangat mengasihi terhadap hamba-hambanya. Juga betapa luas dan sempurnanya ilmu yang dimiliki Alloh. Sehingga semua yang di kerjakan berdasarkan kebijaksanaan yang sampurna, juga berdasarkan ukuran dan perhitungan yang matang menurut kebijaksanaan yang tinggi. Seba Alloh ta’ala itu maha tahu mana yang lebih maslahat bagi dirinya. Akan tetapi kadang-kadang seorang hamba banyak yang tidak mengetahuinya. Maka orang yang membaca Al-Qur’an semacam ini tadi hatinya pasti merasa tambah yaqin dan pasrahnya kepada Alloh yang maha pemurah sehingga selalu berperasangka yang baik terhadap segala sesuatu yang sudah di pastikan dan diberikan oleh Alloh. Hal demikian ini bisa menimbulkan ketenteraman hati serta cintanya kepada Alloh yang menarik untuk selalu ta’at beribadah serta hatinya merasa tidak butuh dari harta milik orang lain karena Alloh tidak akan tega terhadap seorang hambanya yang ta’at dan taqwa kepadanya. Demikian ini sebagian dari keterangan. Juga ada yang menerangkan bahwa hadits ini menjelaskan tentang seorang yang hafal Al-Qur’an serta mengamalkan isi-isinya itu bisa menarik terhadap sebab luasnya harta dan rizki.

88- “أَكْرِمُوْا حَمَلَةَ الْقُرْآنِ فَمَنْ أَكْرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَنِيْ” رواه الديلمي عن ابن عمرو بن العاص رضي الله عنه

88- “Muliakanlah orang-orang yang hafal Al-Qur’an, maka barang siapa memuliakan orang-orang yang hafal Al-Qur’an maka betul-betul telah memuliakanku”.

89- “حَمَلَةُ الْقُرْآنِ أَوْلِيَاءُ اللهِ فَمَنْ عَادَاهُمْ عَادَى اللهَ وَمَنْ وَالاَهُمْ فَقَدْ وَالَى اللهَ” رواه الديلمي وابن النجّار عن ابن عمر رضي الله عنهما
89- “Orang-orang yang hafal Al-Qur’an itu menjadikekasihnya Alloh. Maka barang siapa memusuhi orang-orang yang hafal Al-Qur’an, berarti telah memusuhi Alloh. Dan barang siapa mengasihi orang-orang yang hafal Al-Qur’an, berarti mengasihi Alloh”.

90- “حَامِلُ الْقُرْآنِ مَوْقِيٌّ” رواه الديلمي عن عثمان بن عفان رضي الله عنه

90- “Orang yang hafal Al-Qur’an itu terjaga”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan bahwa orang yang hafal Al-Qur’an serta mengethui ma’nanya kemudian mengamalkannya itu terjaga dari pekerjaan tersesat. Sebab semua petunjuk Al-Qur’an yang berupa perintah-perintah dan berupa larangan-larangan pasti benar dan ada hikmahnya, baik mereka mengetahui hukumnya atau tidak. Sebab Al-Qur’an adalah wahyu yang sudah ditulis pada Lauh Mahfudz yang menyusun Alloh yang maha bijaksana, yang menciptakan para manusia, yang maha tahu mana yang ada kemanfaatannya terhadap hamba untuk dicegah, dan mana yang ada bahayanya terhadap hamba untuk dicegah. Maka sudah pasti dan sewajarnya seorang yang mengamalkan Al-Qur’an tidak akan tersesat hidupnya.


91- “لَيْسَ أَحَدٌ أَحَقَّ بِالْحِدَّةِ مِنْ حَامِلِ الْقُرْآنِ لِعِزَّةِ الْقُرْآنِ فِيْ جَوْفِهِ” رواه الديلمي عن أنس رضي الله عنه

91- “Tidak ada seseorang yang lebih tetap kerasnya ketimbang dari seorang yang hafal Al-Qur’an sebab mulia serta tingginya Al-Qur’an yang ada di dalam perutnya (jantungnya)”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan sebagian dari sifatnya seorang yang hafal Al-Qur’an serta memenuhi isi-isinya, dia diberi sifat keras dikala melihat perkara yang mungkar maka segera mencegahnya.

92- “مَنْ جَمَعَ الْقُرْآنَ مَتَّعَهُ اللهُ بِعَقْلِهِ حَتَّى يَمُوْتَ” رواه ابن عَدِيٍّ عن أنس رضي الله عنه

92- “Barang siapa yang hafal seluruh Al-Qur’an, maka Alloh memberinya bisa mengambil manfa’at dengan akalnya hingga mati”.

Keterangan ;
Hadits ini memberikan kabar gembira bagi orang yang hafal Al-Qur’an serta memenuhi isi-isinya, dia akan ditanggung oleh Alloh diberi keselamatan otaknya sehingga dia tidak akan mengalami kerusakan (pikun).

93- “اَلنَّبِيُّوْنَ وَالْمُرْسَلُوْنَ سَادَةُ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَالشُّهَدَاءُ قُوَّادُ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَحَمَلَةُ الْقُرْآنِ عُرَفَاءُ أَهْلِ الْجَنَّةِ” رواه أبو نعيم عن أبي هريرة رضي الله عنه

93- “Para Nabi dan para utusan itu menjadi pimpinan penduduk sorga, dan para syuhada’ itu menjadi petunjuk penduduk sorga, dan orang yang hafal Al-Qur’an itu menjadi kepala rombongan penduduk sorga”.

94- “حَمَلَةُ الْقُرْآنِ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لاَظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ” رواه الديلمي عن علي رضي الله عنه

94- “Orang-orang yang hafal Al-Qur’an itu berada dibawah perlindungan Alloh besuk pada hari yang tidak perlindungan kecuali perlindungan Alloh”.

95- “مَنْ جَمَعَ الْقُرْآنَ كَانَتْ لَهُ عِنْدَ اللهِ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ إِنْ شَاءَ عَجَّلَهَا فِي الدُّنْيَا وَإِنْ شَاءَ ادَّخَرَهَا لَهُ فِي اْلآخِرَةِ” رواه الطبراني عن جابر رضي الله عنه

95- “Barang siapa yang hafal seluruh Al-Qur’an, maka dia mempunyai permohonan yang ijabah di sisi Alloh. Jika Alloh menghendaki maka segera memberikannya di dunia, jika menghendakinya maka menyimpannya untuk diberikan di akhirat (menurut kebijaksanaan Alloh ta’ala”.

96- “يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ, اِقْرَأْ وَارْقَ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا, فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا” رواه الترمذي وأبو داود وابن ماجه وابن حبان عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما

96- “Dikatakn kepada seorang yang ahli membaca Al-Qur’an : Bacalah dan naiklah dengan tartil dan jelas seperti kamu membaca dengan tartil di dunia, maka sesungguhnya tempatmu berada di akhir ayat yang kamu baca”.

Keterangan ;
Hadits ini menerangkan tentang :
(1) Penduduk surga, mereka itu membaca Al-Qur’an.
(2) Tempat atau rumah di sorga itu bertingkat-tingkat.
(3) Mendorong untuk selalu membaca Al-Qur’an hingga khatam agar supaya besuk di akhirat bisa mendapatkan sorga tingkat tinggi.
(4) Mendorong untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil dan jelas yang sesuai dengan batasan-batasan ilmu qiroat seperti yang sudah disebutkan dalam hadits nomor (24).

Sumber